Kalau ada penghargaan
pejabat yang paling kalem, saya berani bertaruh Pak Boediono adalah
pemenangnya.
Orangnya memang begitu,
kalem. Tapi sekali dia bicara langsung nge-‘lead’. Istilah kami, para pewarta,
untuk omongan yang mempunyai bobot berita. Tidak seperti si RI 1 yang ‘lead’nya
mesti dicari, karena dia hobi bicara memutar. Pak Boed itu bicara langsung ke
isinya. Ke kontennya, meminjam istilah seorang kawan di facebook.
Saya beberapa kali
bertemu Pak Boed, tentu untuk urusan pekerjaan. Bukan bertemu juga sih,
tepatnya mungkin mengejar. Pertama kali di acara asosiasi pengusaha migas
asing, terakhir kali di sidang tipikor saat beliau dipanggil sebagai saksi.
Tenang. Saya tidak akan
menulis untuk membela Pak Boed ataupun menyudutkannya untuk kasus tertentu.
Soal begitu-begitu kalian baca dan cari di media saja. Di sini, saya hanya mau
menulis apa yang tidak ada di berita.
Foto terakhir bersama Pak Boed sebagai Wakil Presiden ^^ |
Beberapa waktu lalu,
saya ketemu dan wawancara Pak Boed untuk edisi khusus yang rencananya akan
diterbitkan oleh kantor tanggal 20 Oktober 2014. Gara-gara itu, pengejaran saya
di tipikor pun batal menjadi pertemuan yang terakhir dengan beliau. Hehe.
Semula saya tidak ada
rencana ikut wawancara dirinya. Tapi sehari jelang hari wawancara, karena
kekurangan bahan untuk outlook ekonomi,
mau tidak mau saya ikut.
Tim yang akan
mewawancara itu semula hanya segelintir, diantaranya Ananda Badudu dan Angga
Sukma. Soalnya mereka akan spesifik menulis soal Pak Boed.
Ananda dan Angga ini
sudah grogi dari awal bulan karena bakal wawancara Pak Boed. Groginya bukan
karena apa-apa, mereka takut mati gaya di depan Pak Boed. Ya karena itu tadi,
Pak Boed terlalu kalem.
Bahkan, si Ananda yang
cucu dari pencipta kamus sejuta umat ini, beberapa kali melakukan simulasi
wawancara dengan Angga. Mereka secara bergantian berpura-pura menjadi Pak Boed.
Menduga-duga jawaban Pak Boed, yang dikhawatirkan akan pendek, singkat, dan
lugas. Lalu mencari trik supaya Pak Boed tidak menjawab seperti dugaan mereka
itu.
Misal adegan ini :
Ananda : Pak Boed,
bagaimana persiapan pindahan nanti ?
Angga : Ah tidak ada
persiapan apa-apa, biasa saja.
Ananda : Ah, mati gue
kalo dia jawab gitu. Nulis apa gue…gak ada ceritanya.
Mereka tidak hanya
memperkirakan jawaban, tapi juga menirukan gaya Pak Boed. Walhasil, saya
terpingkal-pingkal melihat ulah mereka.
Akhirnya, tanggal 10
Oktober kemarin kami bertemu Pak Boed. Ditemani beberapa senior yang gaya
wawancaranya lebih luwes daripada kami.
Mungkin karena
jabatannya akan berakhir, saat itu Pak Boed tampak lebih santai. Dia banyak
senyum saat memberikan jawaban. Semua pertanyaan dijawab, baik soal personal,
ekonomi, keluarga, politik, karir, dan hobi.
Tanpa diduga, beberapa
jawabannya membuat saya tertawa. Misal, saat kawan saya bertanya barang-barang
pribadi apa saja yang dia bawa waktu pindah ke rumah dinas. Pak Boed menjawab
tidak ada yang spesial.
“Barang pribadi yang
dibawa paling pakaian dalam, celana dalam, itu kan harus bawa sendiri,”
katanya. Iya juga sih, tapi mendengar itu terlontar dari mulut Pak Boed, bohong
kalo gak nyengir.
Banyak cerita dan
jawaban lucu Pak Boed, tapi kalo saya tulis di sini saya bisa digeplak sama
kantor. Hahaha.
Tapi, ada satu yang
menarik. Saat Pak Boed bilang bahwa dia sangat suka membaca novel. Novel apa
saja.
Lalu senior saya
bertanya.
“Sekarang lagi baca
novel apa, Pak ?” tanyanya.
Pak Boed diam sebentar,
lalu menjawab. “Tidak ada, sejak jadi wapres tidak pernah baca novel lagi,”
katanya.
“Wah, untung Pak,” kata
senior saya. “Coba kalo Pak Boed jawab lagi baca novel, kok ya kayaknya jadi
Wapres itu senggang bener…sampe masih sempet baca novel.”
Mendengar jawaban
senior saya itu, Pak Boed langsung tertawa keras. Terbahak-bahak. Baru kali ini saya lihat Pak Boed yang super kalem tertawa sampai lepas begitu, Momen yang langka. Sangat.
Saya coba tebak yang ada di pikirannya Pak Boed.
Kira-kira begini, “Kampret,
hampir aja kena jebakan batman. Coba tadi jawab lagi baca novel…kena deh.”
Tidak hanya Pak Boed
yang tertawa, kami semua pun tertawa…bener-bener jebakan batman. Untung si
bapak pas jawabnya. Bisa kebayang nanti dia dibilang wapres gak ada kerjaan
karena masih sempet baca novel. Begitu memang kami, hobi bertanya jebakan
batman kepada para pejabat. Hahaha.
Yahhhhh….namanya juga
Indonesia. Tapi saya mah maklum kalo Pak Boed masih sempet baca novel. Asal
jangan seperti Presiden Fitzgerald yang ada di drama Scandal aja, udah jadi
presiden negara adidaya…tapi masih sempet selingkuh. Hih, itu baru presiden gak ada kerjaan!
XoXo
3 komentar:
mbak, itu ananda badudu banda naira ta? aku suka sama lagunya yang di atas kapal kertas, itu mas anandanya yang mana yang di foto? hehehe
@potrehkoneng
Iya ananda badudu banda naira, mau aku salamin ? hahahahaha kebetulan sekantor. Anandanya yang pake batik, kurus, ke tiga dari kiri.
boleh-boleh mba, salam dari penggemar Di Atas Kapal Kertas ^^
Posting Komentar