Rabu, 02 Juli 2014

Review : The Fault In Our Stars

Mana yang bakal kalian pilih ?
Dicintai oleh banyak orang atau dicintai oleh satu orang saja..namun sangat dalam ?


Hazel Grace Lancester memilih yang kedua, dicintai sekaligus mencintai satu orang saja dalam hidupnya dengan sangat mendalam.

Dengan kanker yang melekat di tubuhnya sejak berusia 13 tahun, Hazel sadar dirinya ibarat bom yang bisa meledak kapan saja dan melukai orang-orang yang ada di sekitarnya. Bisa bertahan hidup saja sudah jadi hak istimewa baginya, jatuh cinta tidak pernah terlintas dalam pikirannya.

Tapi takdir bicara lain, ia bertemu dengan Augustus Waters, si pemuda berkaki satu yang tertarik pada Hazel sejak pandangan pertama. Mereka bertemu di support group para penderita kanker, Augustus hadir untuk menemani sahabatnya ,Isaac , yang menderita kanker pada kedua bola matanya.

Sepanjang pertemuan, Augustus tak henti memandang Hazel. Meski selang oksigen selalu menempel di wajah Hazel, baginya itu tidak mengurangi kecantikan Hazel Grace.

“I enjoy looking at beautiful people, and I decided a while ago that I won’t deny myself a simpler pleasures of existence,” kata Augustus…. (yang pasti bikin si Hazel melayang, bohong kalo enggak mah).

Bertemu Augustus adalah pengalaman serba baru bagi Hazel ; baru mengenal kawan lawan jenis, baru memiliki teman berbagi cerita soal buku favorit, baru tahu rasanya menunggu telepon dan sms dari seseorang, dan baru merasakan indahnya dunia saat menyukai seseorang. Hal-hal sepele, namun sangat berarti di persediaan waktunya yang terbatas.

Ada satu buku yang sangat digilai oleh Hazel, yaitu Imperial Affliction karya Peter Van Houten. Menurutnya, buku ini sangat menggambarkan secara riil penderitaan yang dialami oleh pasien kanker. Depresi misalnya, bukanlah efek samping dari kanker.

 “Depresi itu efek samping dari sekarat, dan Peter tahu itu,” kata Hazel.
Augustus pun tertarik untuk membacanya, dan sepakat  dengan Hazel. Sayang, isi novelnya menggantung. Sehingga mereka penasaran dan mengejar si pengarang hingga ke negeri Belanda,  semua biaya ditanggung oleh Augustus. (Well, setiap gadis bakal jatuh hati ama cowok yang mao ongkosin jalan-jalan ke Eropaa yesss).

Romansa pun dimulai, adegan-adegan mesra membanjiri layar lebar. Tapi sayang, hidup gak selamanya buat sayang-sayangan ama pacar.


Tanpa disangka, kanker di tubuh Augustus kembali menyerang. Sepulang dari Belanda keadaan berbalik, Augustus menjadi jauh lebih payah secara fisik dan mental ketimbang Hazel. Mereka resmi jatuh cinta dan berlomba-lomba menuju kematian.

Sama-sama kepayahan, mereka berjuang untuk menikmati sisa waktu yang ada. Bagi Hazel tidak ada waktu yang singkat untuk mencintai Augustus. Augustus memberinya cinta sejati yang secara harfiah akan ia bawa mati nantinya. Secara matematis..some infinites are bigger than other infinities.

Welll…… gue sih nangis pas baca bukunya. Pas nonton mau nangis juga tapi lihat kawan di sebelah udah sesenggukan, gue harus kuat!!! Bahaya kalo keluar bioskop sama-sama nangis.. (gengsi aja sih).
Filmnya cukup bisa mewakili isi buku, para pemerannya juga pas. Okay! Meski ada beberapa adegan yang gak ada di buku (baik dikurangi maupun ditambah-tambah), tapi itu biasalah.
Gue menyarankan kalo kalian lagi labil-labilnya atau baru putus, jangan nonton ini. Daripada ujungnya minta balikan…rempong.

Mungkin kesannya ini film dan buku terlalu menye-menye kali ya, apalagi genrenya Young Adult. Tapi, gue tetap kagum sama pengarangnya, John Green. Soalnya, meski ceritanya sedih dia bisa membawakannya dengan gaya komedi satir. Jadi gimanaaa gitu ya rasanya, tidak secengeng novel-novel romance lainnya tapi cukup membuat kita bersyukur atas nikmat sehat yang ada (yaela!).

Ada lagi yang bikin gue kagum, yaitu obat fiksi phalanxifor yang ada di dalam buku untuk mencegah pertumbuhan kanker Hazel Grace hingga dia bisa bertahan hidup. Well, menurut gue mengarang dan menciptakan nama dan jenis obat itu gak mudah…hahaha karena harus meriset ilmu-ilmu sebrang itu dulu.

Well, mumpung film-nya masih beredar di bioskop….silahkan dinikmati.
XOXO


  

Tidak ada komentar: